Selasa, 09 Juli 2013

BAHAYANYA TIDUR SETELAH MAKAN SAHUR

Tidur setelah sahur memang tidak haram
tetapi banyak ulama
berpendapat bahwa tidur
setelah makan sahur sebaiknya tidak di lakukan. Nabi Muhammad SAW telah memberikan tuntunan bahwa makan sahur jangan ditinggalkan dan dianjurkan untuk diakhirkan waktunya jadi
sampai menjelang subuh atau waktu imsyak..
Rasulullah SAW tidak langsung tidur setelah makan. Beliau beraktivitas terlebih dahulu supaya makanan yang dikonsumsi masuk lambung dengan cepat dan baik sehingga mudah dicerna.
Caranya bisa juga dengan
shalat.
Rasulullah SAW
bersabda,"Cairkan makanan kalian dengan berdzikir kepada Allah SWT dan shalat, serta
janganlah kalian langsung tidur setelah makan, karena dapat
membuat hati kalian menjadi keras."(HR Abu Nu'aim dari Aisyah r.a.).
Dari sisi ilmu gizi dan
kesehatan, tidur setelah makan sangat tidak dianjurkan bahkan
dalam kategori dilarang karena dampak buruknya sangat banyak antara lain Menurut Pramono, ahli gizi dari RSUD Ulin Banjarmasin perut akan
jadi buncit karena saat tidur tubuh jadi hemat energy dan secara otomatis lemak akan
mudah tertimbun di perut kita.
Akan terjadi refluks, karena makanan belum dicerna maka bisa berbalik dari lambung ke
kerongkongan (atau biasa
disebut refluks) karena
pengaruh gravitasi akibat kita
tidur. Jika terjadi refluks maka asam lambung akan naik dan
melukai kerongkongan. Karena mengalami luka, kerongkongan
akan terasa panas seperti
terbakar, dan mulut pun terasa pahit.
Tidur sehabis sahur juga bisa mengakibatkan gangguan pencernaan. Normalnya isi
lambung/maag akan kosong kembali sekitar dua jam setelah
kita makan, tapi kalau posisi tubuh kita berada pada posisi baring, maka proses pengosongan lambung/maag
akan terhambat/terlambat. Hal
ini akan mengakibatkan
timbulnya gangguan pencernaan seperti mencret atau sembelit tergantung bahan makanan yang kita makan.
Meningkatnya risiko terkena stroke karena berdasarkan penelitian ditemukan bahwa
orang yang memiliki jeda paling lama antara makan dan tidur
mempunyai risiko terendah untuk mengalami stroke.
"Jika seandainya kita masih ingin tidur setelah makan sahur, sebaiknya diatur saja minimal 2
jam setelah makan sahur baru tidur," saran Pramono seperti dituliskannya di grup facebook Gerakan Sadar Gizi.
Sumber : tribunnews.com

Rabu, 05 Juni 2013

hawa nafsu dunia

Ya Allah...apa yang harus aku lakukan
untuk membuatnya sadar
mencintai seseorang tidak harus berlebihan
sampai apapun dilakukan

Ya Rabbi...aku berlindung kepada-Mu
dari kejahatan pikiranku
buat aku ikhlas atas ketentuan-Mu
sampai akhir nafasku

Ya Rahman...aku lelah
benar-benar lelah dengan smua ini
kuserahkan segalanya aku pasrah
pikiranku benar-benar bermain selama ini

apakah harus terjadi sesuatu dahulu
baru kemudian engkau sadar
apakah kau menunggu terjadi dahulu
baru kemudian matamu terbuka

jangan biarkan dirimu dikuasai
hawa nafsu duniawi
yang membuatmu tidak berfikir secara logis
yang menjadikan semua terasa tidak ikhlas

jangan terlalu memaksakan apapun kehendakmu
jangan terlalu diharuskan untuk dikabulkan
tolong pikirkan keadaan lelaki yang mencintaimu
tolong renungkan sebelum terjadi penyesalan


# kadang kita terlalu memaksakan apa yang kita mau tanpa memikirkan keadaan, situasi dan perasaan seseorang yang begitu peduli kepadamu...walaupun dia sedikitpun tidak menolak, harusnya kamu mengerti...dia tidak menuntutmu untuk mengerti...dia hanya berusaha melakukan yang terbaik, untuk wanita yang sangat dicintainya...kamu...

Jumat, 31 Mei 2013

Do'a Ketika Bayi Dalam Kandungan

-بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
"Ya Allah, peliharalah anakku selama ia berada di dalam perutku dan sihatkanlah dia, Engkaulah yang menyembuhkan tidak ada penyembuhan selain penyembuhanMu, penyembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.
Ya Allah, rupakanlah dia yang ada diperutku dengan rupa yang baik dan tetapkanlah ke dalam hatinya iman kepadaMu dan kepada rasulMu.
Ya Allah, keluarkanlah dia dari perutku dengan mudahdan selamat.
Ya Allah, jadikanlah dia sihat yang sempurna dan berakal dan pandai, alim dan beramal.
Ya Allah, panjangkanlah umurnya sihatkanlah badannya dan baikkanlah akhlaknya, fasihkanlah lisannya, baguskanlah suaranya untuk membaca Al-Quran dan Hadis dengan berkat Nabi Muhammad s.a.w dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam"
. اَمِين يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن

Selasa, 21 Mei 2013

Entah dan Mungkin

entah apa yg harus kulakukan...
walau aku sudah melakukan semua hal...
tetap saja aku tak merasa kau
menganggapku sebagai seseorang yang
berarti di hidupmu...

entah apa yg harus kuperbuat...
meski aku bertahan dengan semua hal...
tetap saja aku tak merasa kau
mempertahankanku sebagai seseorang yang
berarti di hidupmu...

mungkin...
aku terlalu mencintaimu, sehingga aku diberi peringatan...

mungkin...
aku terlalu takut kehilanganmu, sehingga aku diberi teguran...

Astaghfirulah...Astaghfirullah...Astaghfirullah...
Astaghfirullah robbal baroyaa...
Astaghfirullah minal khothooya...



#dari bongkahan hati yang selalu apa adanya...

Senin, 20 Mei 2013

Tips agar kita bisa merasakan manis dan lezatnya Qiyamul lail (Shalat Tahajud)

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim .. 

Qiyamul-lail adalah sarana berkomunikasi seorang hamba dengan Rabbnya. Sang hamba merasa lezat di kala munajat dengan Penciptanya. Ia berdoa, beristighfar, bertasbih, dan memuji Sang Pencipta. 

Dan Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, sesuai dengan janjinya, akan mencintai hamba yang mendekat kepada-Nya. Kalau Allah mencintai seorang hamba, maka Ia akan mempermudah semua aspek kehidupan hambaNya. Dan memberi berkah atas semua aktivitas sang hamba.

Seorang muslim yang kontinu mengerjakan qiyamullail, pasti dicintai dan dekat dengan Allah swt. Karena itu, Rasulullah saw. menganjurkan kepada kita, “Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR. Ahmad)

Berbagai keutamaan qiyamul-lail sudah kita baca atau kita dengar dari para ulama. Kita pun sudah beberapa kali mencoba melaksanakannya, dengan kesungguhan melawan kantuk dan dinginnya malam. Namun, berkali-kali juga kita mengalami futur (lalai), tidak dapat lagi melaksanakan qiyamul-lail.

Sebabnya adalah karena kita belum dapat menikmatinya. Sehingga pikiran bawah sadar kita masih merasakan bahwa qiyamul-lail itu beban yang berat.

Waktu sepertiga malam, saat dimana bumi mengeluarkan gelombang kekhusyu’an (alfa), sebagaimana firman Allah “Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan” (Al-Muzammil 6).

Seharusnya, saat-saat inilah dzikir dan bacaan Al-Quran kita lebih berkesan, hati lebih mudah bergetar ketika Asma Allah disebut. Jiwa kita lebih bening sebening embun pagi di dedaunan. 

Air mata lebih mudah meleleh bahkan tertumpah dan tak kuasa kita hentikan. Hati menjadi halus dan lembut, sehingga hijab kita dengan Allah semakin transparan. Pendeknya inilah surga dunia yang telah dinikmati oleh para sahabat, tabi’in dan salafus saleh. Maukah kita memperolehnya?

Mengapa kita belum bisa menikmati Qiyamul Lail? Kita tidak dapat menikmati qiyamul-lail, dan masih banyak melakukan maksiat adalah karena “kita belum mengenal dan mendekatkan diri kepada Allah SWT”. Hati kita masih diisi oleh selain Allah, masih jauh dari Allah.

Mari pertama-tama kita niatkan dan azzamkan diri kita bahwa kita sangat ingin untuk taqarrub mendekatkan diri kepada-Nya.

Dari Abu Hurairah RA disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Allah bersabda, ..

‘Aku menuruti prasangka hamba-Ku kepada-Ku. Aku bersamanya ketika ia mengingat-Ku. Kalau ia mengingat-Ku dalam hati, Aku mengingatnya dalam diri-Ku. Kalau ia mengingat-Ku di tengah kerumunan orang, Aku pun akan mengingatnya di tengah kerumunan yang lebih baik daripada mereka. 

Kalau ia mendekat diri kepada-Ku sejengkal, Aku pun mendekatkan Diri kepadanya sehasta. Kalau ia mendekatkan diri pada-Ku sehasta. Aku pun akan mendekatkan Diri padanya sedepa. Jika ia mendatangi-Ku dengan berjalan, Aku akan mendatanginya dengan berlari kecil”.

Waktu-waktu di keseharian kita, masih sunyi dari dzikir kepada Allah. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa yang duduk dalam suatu tempat, lalu di situ ia tak berdzikir kepada Allah, maka kelak ia akan mendapat kerugian dan penyesalan” (HR Abu Dawud).

Dalam keseharian kita, di perjalanan kantor, istirahat, hati dan pikiran kita tidak dzikir kepada Allah dan lantas diisi oleh selainnya. Bahkan! bangun tidur kita lupa berdoa, masuk dan keluar kamar mandi lupa berdzikir, selesai makan lupa memuji dan berterima kasih kepada-Nya. Astaghfirullah… beristighfarlah berulang kali sobatku. Rasakanlah penyesalan dan biarkan air matamu meleleh…

Mulai detik ini isilah setiap relung hati dan celah pikiran dengan dzikir kepada Allah. Di setiap waktu dalam 24 jam hidup kita isilah dengan dzikir. Jika kita melakukannya, bahkan dalam tidur pun kita tetap bermimpi berdzikir dan bershalawat.

Banyak dzikir-dzikir singkat, seperti dua kalimat yang paling berat di sisi Allah, yaitu, “SubhanaLlahi wabihamdihi … SubhanaLlahil-azhiem …”. Atau dengan beristighfar, “Astaghfirullah … astaghfirullah …”, bertasbih, “Subhanallah … subhanallah”. Bahkan cukup dengan menyebut asma Allah, “Allah … Allah … atau Yaa Allah .. Ya Allah”.

Lakukanlah di manapun, dan kapan pun, bahkan multitasking sambil melakukan pekerjaan-pekerjaan sehari-hari. Jika ada waktu senggang, dzikir yang paling utama adalah Al-Quran. Membaca Al-Quran, mentadabburinya, menghafalnya, mengulang hafalan atau bahkan sekadar mendengarkan kaset murattal Al-Qur’an sambil kita mengendarai kendaraan.

Dzikir ini akan mengikis dosa dan kotoran jiwa, seperti mengikis karat hingga kemilau emas muncul kembali. Dengan sendirinya, dzikir akan mencegah kita berbuat dosa dan maksiat. Ketika kita akan berbuat sesuatu yang dilarang Allah, hati yang telah dipenuhi Asma Allah akan otomatis menolaknya dengan keras.

Dzikir akan semakin menghaluskan hati kita. Semakin memudahkan kita menangis dalam berbagai kondisi. Semakin memahami hakikat dan semakin dekat kepada Allah.

Jika dalam setiap tarikan nafas kita selalu berdzikir, dalam setiap langkah kita diikuti dengan dzikir, maka akan muncul banyak keajaiban dalam hidup kita. Allah akan mengaruniai limpahan kenikmatan yang menisbikan kenikmatan dunia.

Sahabatku, mari hidupkan hati, lembutkan jiwa dengan selalu berdzikir kepada Allah. Barulah kita bisa menikmati indahnya dan nikmatnya Qiyamul Lail, dan shalat-shalat lainnya. Berikutnya kita akan merasakan berbagai kenikmatan spiritual dan ayat-ayat keajaiban Allah dalam hidup kita.

Mari penuhi hidup kita dengan dzikir, dan perhatikan apa yang akan terjadi ...

sumber : https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=248899468582605&id=203846879754531

untukmu, wahai kekasih halalku

Jika di dunia aku tidak bisa membangunkan rumah untukmu, aku akan membangunkan rumah di surga nanti...jika di dunia aku tidak bisa membelikanmu kendaraan, maka kendaraan di surga akan ku persembahkan untukmu...jika di dunia aku selalu mengecewakanmu, maka aku akan membahagiakanmu di surga nanti...dan jika aku dihadapkan pada dua pilihan,  memilihmu atau bidadari surga, maka dengan lantang aku akan menjawab..."aku memilihmu"...janganlah bersedih jika kita tidak beriringan masuk ke surga...aku mungkin akan singgah di neraka karna hatiku bukan hati yang sempurna, lidahku bukan lidah yang sempurna, mata, telinga, tangan dan kaki ku bukanlah yang sempurna...bagiku, kau adalah anugerah yang Allah takdirkan untukku...dan demi anugerahku, aku akan menjadi lelaki yang lebih baik lagi, imam yang lebih baik lagi, kekasih halalmu yang lebih baik lagi...dunia akhirat...


# sedikit curahan hati yang tertutup dengan ke-egoisan diri...

Jumat, 17 Mei 2013

Tata Cara, Niat, Keutamaan, Sholat Dhuha

Shalat Dhuha adalah shalat sunnat yang dilakukan seorang muslim ketika matahari sedang naik.

Kira-kira, ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak terbitnya (kira-kira pukul tujuh pagi) hingga waktu dzuhur.

Jumlah raka'at shalat dhuha bisa dengan 2,4,8 atau 12 raka'at. Dan dilakukan dalam satuan 2 raka'at sekali salam.


A. Tata Cara Shalat Dhuha

1. Pada rakaat pertama setelah Al-Fatihah membaca surat Asy-Syams
2. Pada rakaat kedua membaca surat Adh-Dhuha


Niat shalat dhuha adalah:

Ushallii sunnatadh-dhuhaa rak’ataini lillaahi ta’aalaa.

Artinya: " Aku niat shalat sunat dhuha dua rakaat, karena Allah."


Doa yang dibaca setelah shalat dhuha:




اللَّهُمَّ إنَّ الضُّحَى ضَحَاؤُك وَالْبَهَا بَهَاؤُك وَالْجَمَالُ جَمَالُك وَالْقُوَّةُ قُوَّتُك وَالْقُدْرَةُ قُدْرَتُك وَالْعِصْمَةُ عِصْمَتُك اللَّهُمَّ إنْ كَانَ رِزْقِي فِي السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِي الْأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مُعْسِرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضَحَائِكَ وَبِهَائِك وَجَمَالِك وَقُوَّتِك وَقُدْرَتِك آتِنِي مَا آتَيْت عِبَادَك الصَّالِحِينَ

Allahumma innadh dhuha-a dhuha-uka, wal bahaa-a bahaa-uka, wal jamaala jamaaluka, wal quwwata quwwatuka, wal qudrata qudratuka, wal ishmata ishmatuka. allahuma inkaana rizqi fis samma-i fa anzilhu, wa inkaana fil ardhi fa-akhrijhu, wa inkaana mu’asaran fayassirhu, wainkaana haraaman fathahhirhu, wa inkaana ba’idan fa qaribhu, bihaqqiduhaa-ika wa bahaaika, wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatini maa ataita ‘ibadikash shalihin.

Artinya: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, keagungan adalah keagunan-Mu, keindahan adalah keindahan-Mu, kekuatan adalah kekuatan-Mu, penjagaan adalah penjagaan-Mu, Wahai Tuhanku, apabila rezekiku berada di atas langit maka turunkanlah, apabila berada di dalam bumi maka keluarkanlah, apabila sukar mudahkanlah, apabila haram sucikanlah, apabila jauh dekatkanlah dengan kebenaran dhuha-Mu, kekuasaan-Mu (Wahai Tuhanku), datangkanlah padaku apa yang Engkau datangkan kepada hamba-hambaMu yang soleh”.


B. Rahasia dan Keutamaan shalat Dhuha

Hadits Rasulullah saw yang menceritakan tentang keutamaan shalat Dhuha, di antaranya:

1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh manusia

Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa Nabi Muahammad saw bersabda:

"Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah) adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi pahala" (HR Muslim).

2. Ghanimah (keuntungan) yang besar

Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu `anhuma, ia berkata:
"Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang. Nabi saw berkata: "Perolehlah keuntungan (ghanimah) dan cepatlah kembali!. Mereka akhirnya saling berbicara tentang dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya). Lalu Rasulullah saw berkata; "Maukah kalian aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya? Mereka menjawab; "Ya! Rasul berkata lagi: "Barangsiapa yang berwudhu', kemudian masuk ke dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat kembalinya." (Shahih al-Targhib: 666)

3. Sebuah rumah di surga

Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits Nabi Muahammad saw:

"Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di surge." (Shahih al-Jami`: 634)

4. Memeroleh ganjaran di sore hari

Dari Abu Darda' ra, ia berkata bahwa Rasulullah saw berkata:

"Allah ta`ala berkata: "Wahai anak Adam, shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya" (Shahih al-Jami: 4339).

Dalam sebuah riwayat juga disebutkan: "Innallaa `azza wa jalla yaqulu: Yabna adama akfnini awwala al-nahar bi'arba`i raka`at ukfika bihinna akhira yaumika" ("Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata: "Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan mencukupimu di sore harimu").

Pahala Umrah
Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw bersabda:

"Barangsiapa yang keluar dari rumahnya dalam keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang yang melaksanakan haji. Barangsiapa yang keluar untuk melaksanakan shalat Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah....(Shahih al-Targhib: 673). Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa Nabi saw bersabda: "Barangsiapa yang mengerjakan shalat fajar (shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna" (Shahih al-Jami`: 6346).

5. Ampunan Dosa

"Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan." (HR Tirmidzi)